DI BALIK TANGGUNG JAWAB GURU

ADSENSE HERE
*DIBALIK TANGGUNGJAWAB GURU*
Oleh _Muhammad Zaini_
Pimpinan Pesantren _S_-PEAM Pasuruan Indonesia.
_(Sekolah Pesantren Entrepreneurship al-Maun Muhammadiyah)_
https://www.instagram.com/p/BZ1JEZJl1Ae/
________
_Team teaching_ bagian dari strategi pembelajaran untuk mengungkap problem yang dihadapi oleh siswa dalam manghadapi subjek materi pelajaran. Sebagai sebuah strategi, _team teaching_ dapat menjadi terobosan baru proses pembelajaran untuk mencapai target-target tertentu. _Team teaching_ di sini tidak saja berhubungan dengan upaya untuk mendongkrak daya serap siswa, tetapi hal yang lebih penting adalah menemukan permasalahan dalam proses pembelajaran yang dihadapi siswa terkait dengan kefokusan, daya konsentrasi, semangat yang melemah, kedisiplinan dan ketaatan.
Setelah dua hari pesantren _S_-PEAM membentuk _team teaching_ sebagai strategi pembelajaran, banyak hal yang dapat menjadi bahan diskusi untuk meningkatkan pelayanan dan memberi solusi beberapa permasalahan siswa yang muncul di saat pembelajaran berlangsung di kelas. Momentum evaluasi adalah salah satu alat untuk mengidentifikasi beberapa permasalahan yang ditemukan oleh guru berdasarkan kerja tim yang telah dibentuk. Dengan team teaching ini guru dapat terkondisi untuk memiliki atmosfir baru yang tidak saja berbicara _“how to teach”,_ tetapi juga berpikir _“how to solve the problem for in learning”._
Problem siswa tidak fokus, kurang konsentrasi, sulit berperilaku disiplin dan taat, serta nutrisi semangat yang rendah, adalah beberapa problem pembelajaran yang seringkali tidak banyak menjadi jangkauan topik pembicaraan para guru, sehingga pembelajaran cenderung berlangsung linier, datar, dan bahkan dilakukan sekadar untuk menggugurkan kewajiban mengajar. Tentu ini tidak boleh terjadi di tengah institusi pendidikan, karena mengajar adalah profesi yang harus mengedepankan tanggungjawab moral untuk mengantar generasi masa depan menjadi lebih baik dan berkualitas.
Pepatah Arab mengatakan _“ath-Thariiqatu Ahammu Min al-Maddah”_ (metode adalah lebih penting dari pada subjek materi ajar). Pepatah ini tidak berhenti di sini, tetapi juga ada kelanjutannya yaitu, _“al-Mu’allim Ahammu Min ath-Thariqah”_ (Guru adalah lebih penting dari pada metode). Strategi dan guru adalah dua hal yang melekat yang satu sama lain memiliki sisi urgensi yang sangat penting. Guru yang bertitik tumpu pada strategi meniscayakan ada sebuah kreativitas tinggi yang terlihat pada keinginan untuk menyajikan pembelajaran selalu ada gerak dinamika dan progres yang pasti.
Beberapa problem yang muncul di dalam pembelajaran selalu dicari jalan keluar untuk menemukan kehangatan baru, sehingga lika-liku keunikan di tengah perjalanan pembelajaran direspon sebagai sesuatu yang nikmat dan harus dihadapi untuk ditemukan solusi yang tepat. Maka ada hal yang lebih penting lagi dari pada subjek materi ajar, metode atau strategi dan guru, yaitu _“Ruh al-Ta’lim Ahammu Min al-Mu’allim”_ (Ruh, jiwa atau semangat mengajar adalah lebih penting dari pada sosok guru).
Guru yang tidak memiliki ruh mengajar, keberadaannya tidak lebih dari sekadar ada dan tidak akan memancarkan daya magnet apapun untuk menggugah siswa tumbuh menjadi pribadi yang berintegritas tinggi dan berkarakter. Guru yang sampai di level ini memang tidak mudah, dan harus diupayakan karena menyangkut hal yang sangat prinsip. Identifikasi ruh mengajar harus terus dilakukan, dicari dan diurai secara detail sebagai tolok ukur _learning principles_ untuk dapat aplikatif dalam praktik pembelajaran dan pengajaran.
______
Pesantren _S_-PEAM, 04 October 2017
ADSENSE HERE