*KACAMATA KUDA*
_Butuk Kemisih MUHAS_
https://www.instagram.com/p/BZ5CKxUh6vn/
_____________
Konon untuk bisa berjalan sesuai keinginan kusir selain dipasang tali kendali, seekor kuda mesti dipakaikan kacamata. Bukan dari kaca ataupun lensa pembesar untuk memperjelas penglihatan.
https://www.instagram.com/p/BZ5CKxUh6vn/
_____________
Konon untuk bisa berjalan sesuai keinginan kusir selain dipasang tali kendali, seekor kuda mesti dipakaikan kacamata. Bukan dari kaca ataupun lensa pembesar untuk memperjelas penglihatan.
Yang saya tahu kacamata kuda terbuat dari bahan yang justru tidak tembus cahaya dan dipasang tidak benar-benar menutup seluruh bagian bola matanya. Kacamata kuda hanya menutup sebagian mata kuda agar pandangan kuda tidak jelalatan, supaya pandangan kuda fokus ke depan.
Fokus melangkah ke depan ini yang diharapkan para kusir agar gerobak delman berfungsi maksimal sebagai sarana transportasi. Bisa dibayangkan jika langkah kuda tidak fokus, matanya jelalatan ke kanan dan kiri maka impian nyaman naik delman akan berubah menjadi pertunjukan akrobat yang menggeber adrenalin. Atraksi jaran goyang.
Dalam merencanakan sebuah kegiatan maupun upaya menggapai mimpi, seorang perlu belajar dari sang kusir. Memasang kacamata kuda, mengarahkan pandangan agar fokus mutlak diperlukan. Konsentrasi mewujudkan _final goal_ harus senantiasa menjadi pusat perhatian, menjadi catatan yang tercetak tebal, italic, ber- _underline_ bahkan jika perlu dicetak dengan *tinta merah* dalam buku agenda.
Menjadi guru yang mampu menorehkan ide dalam bentuk tulisan menjadi impian, walau sadar diri betapa modal yang dimiliki sangat-sangat minim. Kualifikasi pendidikan, pengalaman berliterasi lebih-lebih tentang tingkat inteligen si yang jauh dibawah standar kelayakan sebagai seorang penulis.
Bergabung di WAG Iro Society seolah mendapatkan siraman air segar, menumbuhkan sekelumit asa yang sepertinya mustahil diraih. Kucuran motivasi dari para master bak suplai air gratis yang senantiasa mengalir deras dari kran. Tanpa harus susah payah menimba, tanpa harus berkeringat memompa guyuran _wejangan hebat_ senantiasa membasahi kalbu. Jika hati terbuka menerima sunggub selaksa postingan di WAG Iro Society bagai limpahan air penghilang dahaga. Seperti pupuk organik yang menumbuhsuburkan tanaman, benih-benih mimpi.
Perhelatan Tawangmangu yang akan dibimbing langsung oleh *Prof. Imam Robandi* sungguh menjadi magnet tersendiri. Menggerakkan hati dan fikiran kaki dan tangan untuk memberanikan diri _daftar ulang_.
Banyak godaan, pertanyaan jadi ikut atau tidak terus berkecamuk. Berbagai alasan untuk tidak daftar ulang tersusun rapi;
Jauh
Repot
Harus ngangkot
Lagi banyak agenda sekolah
Bayar 700 ribu
_Belum punya bekal karya_
Repot
Harus ngangkot
Lagi banyak agenda sekolah
Bayar 700 ribu
_Belum punya bekal karya_
Alasan yang tercetak miring diatas yang mendominasi perasaan saya dan menjadikan _ciut nyali_ untuk daftar ulang.
Walaupun panitia telah memberikan wanti-wanti bekal utama adalah sekedar membawa laptop dan rol kabel serta semangat silaturahim. Namun dari seluruh data awal pendaftar saat ini hanya separuh saja yang telah _fix_ menjadi peserta.
Jika terlalu banyak pertimbangan yang menggoda hati untuk tidak mengikuti barangkalai kaca mata kuda layak jadi _aksesori_.
Saya telah memakainya.
OTW Kendal, 6:10:2017
ADSENSE HERE